GELAR PELANTIKAN DAN SEMINAR NASIONAL, IKATAN MAHASISWA GEDANGAN HADIRKAN KH. D ZAWAWI IMRON
Tata Tertib GT
TATA TERTIB GURU TUGAS
Pondok Pesantren Gedangan
A. Kewajiban-kewajiban
1. Menjaga nama
baik Podok Pesantren Gedangan.
2. Menjaga
nama baik dirinya sendiri sebagai GT PPG.
3. Menjaga
nama baik Madrasah setempat.
Disipilin
pada tugas-tugasnya.
4. Bergaul dengan
masyarakat setempat dengan baik.
5. Meminta
Idzin Kepada PJGT-nya bila mau bepergian jauh atau pulang.
6. Memberikan
laporan tentang tugas-tugasnya kepda Pengurus PPG 3 X dalam satu tahun, sesuai
formulir yang telah dibuat oleh Pengurus PPG.
B. Larangan-larangan
1. Tidak boleh meremehkan pada tugas-tugasnya.
2. Tidah boleh merubah sistem pendidikan yang sudah berjalan di Madrasah setempat.
3. Tidak boleh membicarakan hal-hal yang kurang pantas dibicarakan tentang keberadaan Madrasah setempat kepada masyarakat sekitar.
4. Tidak boleh berhubungan dengan perempuan, kecuali ada kepentingan yang mendesak.
5. Tidak boleh sering bermain kerumah tetangga, baik yang jauh maupun yang dekat di sekitar madrasah setemp
B. Sanksi-sanksi
1. Tidak boleh meremehkan pada tugas-tugasnya.
2. Dikeluarkan dari tempat tugasnya apabila punya masalah besar dengan PJGT atau dengna masyarakat setempat.
Diberhentikan
sebagai guru tugas PPG apabila berbuat hala-hal yang dapat mencemarkan nama
baik PPG dan Madrasah setempat.
( KH. Ma’ali, Zain ) ( HM. Ma’shum, Zain)
JADWAL LAPORAN GT
& PJGT |
||
NO |
TAHAP |
TAGGAL DAN
BULAN |
1 |
KE - I |
08 - DZ.
HIJJAH |
2 |
KE - II |
09 - R.AWAL
|
3 |
KE - III |
15-SYA'BAN |
Untu informasi lebih lanjut bisa dilakukan lewat menu komunikasi
Tata Tertib PJGT
TATA TERTIB PJGT
Pondok Pesantren Gedangan
A. Kewajiban-kewajiban
1. Membayar uang administrasi
pada waktu penjemputan GT
2. Memberikan laporan keberadaan, kegiatan dan keaktifan GT kepda Pengurus PPG 3 X dalam 1 tahun, sesuai formulir yang telah dibuat oleh Pengurus PPG.
3. Memberi honor setiap
bulan kepada GT minimal Rp. 250.000,- bagi yang bertugas di pulau madura dan
Rp. 300.000untuk yang diluar pulau madura (tidak boleh diropel pada akhir
tahun).
4. PJGT berhak memberikan
tugas-tugas kegiatan pendidikan kepda GT sesuai kemampuan yang dimilikinya.
5. PJGT wajib
memperhatikan kebutuhan sehari-harinya GT, diantaranya :
-Makan.
-Kamar Penginapan.
-Kamar Mandi+WC (Air
mandi/wudu’).
6. PJGT wajib menegur GT apabila
lalai pada kewajiban Sholat 5 waktu .
7. PJGT wajib menegur GT
apabila tidak disiplin pada tugas-tugasnya.
8. PJGT berhak menjaga haliyah
GT yang sekiranya tidak berbuat hal-hal yang negatif.
9. PJGT wajib melapor
keberadaan GT secara lisan kepada Pengurus PPG, apabila berbuat hal-hal yang
dapat mencemarkan nama baik PPG dan madarasah setempat.
10. Menyerahkan kembali GT
kepada Pengurus PPG pada akhir tahun pendidikan.
B. Larangan-larangan
1. GT tidak boleh diberi tugas mengajar kepada murid balighoh yang sekiranya dapat menimbulkan fitnah/dampak negatif.
2. GT tidak boleh diberi
tugas kemasyarakatan, selagi masih ada yang lebih layak (Memimpin Tahlil, Menjadi
Khotib Jum’at, Manjadi Imam sholat Mayyit dll).
3. GT tidak boleh diberi tugas kegiatan yang dianggap tidak sejalan
dengan maksud dan tujuan dalam penugasan GT PPG yaitu :
-Melaksanakan tugas pengabdian
kepada PPG.
-Mengembangkan Ilmu Pendidikan
Agama Islam.
-Menjadi contoh yang baik
kepada masyarakat luas.
B. Sanksi-sanksi
1. Apabila GT dan PJGT atau GT dengan Masyarakat setempat terjadi permasalahan yang serius, maka GT tersebut dikeluarkan dari Madrasah setempat dan Madrasah tersbut untuk sementara waktu tidak diberi GT lagi
2. PJGT yang kurang
memperhatikan pada ketentuan-ketentuan diatas, maka untuk tahun berikutnya
masih dipertimbangkan oleh pihak Pengurus PPG untuk mendapat GT dari PPG lagi.
( KH. Ma’ali, Zain ) ( HM. Ma’shum, Zain)
JADWAL LAPORAN GT & PJGT | ||
NO | TAHAP | TAGGAL DAN BULAN |
1 | KE - I | 08 - DZ. HIJJAH |
2 | KE - II | 09 - R.AWAL |
3 | KE - III | 15-SYA'BAN |
Untu informasi lebih lanjut bisa dilakukan lewat menu komunikasi
Laporan GT
Untu informasi lebih lanjut bisa dilakukan lewat menu komunikasi
Laporan PJGT
Untu informasi lebih lanjut bisa dilakukan lewat menu komunikasi
Permohonan GT
Untu informasi lebih lanjut bisa dilakukan lewat menu komunikasi
MENGHADIRKAN ALUMNI MAHASISWA GEDANGAN, ACARA KONGKOW SUKSES DIGELAR IKATAN MAHASISWA GEDANGAN
Sampang- Ikatan Mahasiswa Gedangan (IMG) yang yang kepengurusannya baru saja terpilih berhasil menggelar acara Kongkow yang mengusung tema "Cita Citra Ikatan Mahasiswa Gedangan Jaya", bertempat di Aula Menara Fried Chicken (MFC) Sampang pada 15 April 2023.
Acara ini di kemas dengan buka bersama dan dihadiri oleh semua anggota IMG yang tersebar di beberapa kampus di Indonesia seperti di Malang, Yogyakarta, Sidoarjo, Surabaya, Bangkalan, Pamekasan dan Sampang.
Dalam kegiatan ini juga, pengurus IMG secara khusus mengundang Alumni Gedangan yang pernah menjadi Mahasiswa dari lintas angkatan, sebagai ajang silaturahmi juga momentum untuk bertukar pikiran dan pendapat demi kemajuan Ikatan Mahasiswa Gedangan dan kejayaan Pondok Pesantren Gedangan. Hal ini sebagaimana yang disampaikan oleh Ketua IMG yang baru saja terpilih, Ach Syarifuddin.
"Kami sengaja mengundang semua alumni Gedangan yang pernah menjadi mahasiswa dari berbagai angkatan bahkan dari angkatan yang pertama dengan harapan bisa bersama-sama ikut memberi sumbangsih ide dan dorongan demi kemajuan IMG secara khusus dan pondok kita tercinta secara umumnya", tutur pemuda yang biasa disapa dengan Joko tersebut.
Program yang pertama kali diadakan ini menghasilkan beberapa rencana kerja strategis yang akan dijalankan dengan baik demi kejayaan IMG dan Pon-Pes Gedangan Daleman Kedungdung Sampang.
Alumni Mahasiswa Gedangan pun juga mengaku ikut bangga dengan progres santri Gedangan yang menempuh studi di perguruan tinggi.
"Kami dari lubuk hati yang paling dalam merasa sangat bangga sekali melihat teman-teman santri Gedangan yang kuliah sangat progres sekali beda jauh dengan kami dulu yang bisa kuliah saja itu sudah Alhamdulillah, semoga pertemuan kita tidak berhenti sampai dengan kegiatan ini saja", tutur Bpk. Muaffan S.Pd., salah satu alumni mahasiswa Gedangan yang pernah menjabat sebagai anggota DPRD Sampang itu.
Acara itu kemudian diakhiri dengan berbuka puasa bersama dan foto bareng semua anggota IMG dan alumni mahasiswa Gedangan.
Pemuda, Hayya Alâ al-Jihâd
Pemuda, Hayya Alâ al-Jihâd
Oleh:
Muqoffi M.Pd
Siapakah
pemuda itu? Menurut RUU Kepemudaan, pemuda adalah mereka yang berusia 16 hingga
30 tahun. Sedangkan menurut bin Syasy al-Maliky dalam al-Jawahirnya,
pemuda adalah mereka yang sudah baligh sampai berusia 40 tahun.[1]
Usia
muda adalah usia paling segar dan energik untuk melakukan inovasi dan revolusi
dalam tatanan kehidupan di dunia. Al-Jihâdu sabĨlunâ:
Jihad adalah jalan kita, merupakan penggalan syair klasik yang patut
digaungkan kembali untuk memacu spirit para pemuda dalam bertindak dan beramal
nyata. Hayya alâ al-jihâd: mari berjihad, merupakan slogan milenial yang
perlu tetap dikibarkan dengan tinggi dan tegak untuk membangunkan jiwa-jiwa
mujahid dan militansi pemuda.
Namun
sebagai pemuda cerdas di era milenial, mestinya paham bahwa jihad tidak hanya
terbatas pada aktivitas peperangan dengan kekuatan pedang, senjata api dan bom
di medan pertempuran. Apalagi jihad dalam kontek perang hanya bisa dilakukan
orang Islam kepada orang kafir yang sudah memenuhi kriteria diperangi.
Mengangkat senjata perang dan sajam permusuhan tidak boleh diarahkan kepada
sesama muslim, bahkan kepada mereka yang munafik.
أُمِرَ بِالجِهَادِ مَعَ الكُفَّارِ بِالسَّيْفِ
وَمَعَ المُنَافِقِيْنَ بِاللِّسَانِ وَشِدَّةِ الزَّجْرِ وَالتَّغْلِيْظِ
Artinya: Diperintah memerangi orang-orang kafir
dengan pedang dan memerangi orang-orang munafik dengan lisan, teguran tegas dan
keras.[2]
Jihad
tidak pula hanya merupakan aksi
pertumpahan darah melawan musuh agama.
Melainkan mencakup berbagai macam perjuangan dan pengorbanan yang
diorientasikan untuk mencapai misi-misi agung dan mulia di jalan Allah Swt. Dalam kitab kepemudaan dijelaskan bahwa selain jihad qitâly ada 4 jihad yang relevan menjadi titik
perjuangan pemuda, yaitu:[3]
1.
Jihad mâly
Jihad mâly adalah bentuk perjuangan
dengan menggunakan harta kekayaan di jalan Allah Swt, baik dalam kegiatan
dakwah, pendidikan, politik maupun peperangan. Bagi pemuda yang memiliki harta
benda, maka jihad melalui cara ini sangat tepat. Seperti menjadi donatur
pendidikan dalam rangka mengorbitkan kederisasi berkualitas dan bertakwa kepada
sang pencipta. Sebuah usaha yang tidak dibutuhkan teriakan keras di jalan raya.
Tapi perlu pengorbanan yang tinggi untuk hidup sederhana demi menyisakan
rizkinya di jalan kebenaran. Perjuangan untuk tidak berfoya-foya di tengah
gelimang harta demi didonasikan untuk kegiatan dakwah.
Jihad mâly sayogyanya juga memberi
stimulansi kepada para pemuda untuk terus berada dalam barisan perjuangan tanpa
memikirkan keuntungan yang bersifat materi, bahkan rugi-pun itu bagian
manifestasi nyata dari jihad mâly yang sejatinya harus menjadi prinsip
dalam menjalankan pergerakan. Kalau orang lain bekerja demi mendapat
pundi-pundi uang. Pemuda bekerja dengan menghabiskan uang.
Sabda Nabi Muhammad Saw.:
مَنْ اَنْفَقَ نَفَقَةً
فِيْ سَبِيْلِ اللهِ كُتِبَ لَهُ سَبْعُمِائَةِ ضِعْفٍ
Artinya:
Barangsiapa yang membelanjakan (hartanya) di jalan Allah Swt, maka dicatat 700
lipat [4]
2.
Jihad tablĨghy
Jihad tablĨghy adalah
upaya maksimal untuk menyampaikan dakwah Islam melalui lisan kepada orang
kafir, orang munafik dan mereka yang melakukan penyimpangan. Dalam jihad ini,
pemuda harus gagah berani menghadapi tantangan dan rintangan. Ketika pengedar
narkoba yang asyik dengan dunianya bahkan menjadi sumber penghidupan, maka
pemuda harus hadir untuk mencari jalan keluar untuk menghentikannya. Ketika
kandidat pemimpin yang jelas-jelas tidak jujur didukung oleh banyak orang, maka
pemuda tampil dengan berani menyuarakan calon yang lebih akuntabel dan
menjanjikan. Ketika seorang tokoh terjerumus dalam ideologi dan gerakan yang
salah, maka pemuda hadir untuk mencerahkannya.
Jihad tablĨghy yang
dijalankan dengan sebenar-benarnya akan banyak menemukan problematika, tapi
bagi pemuda hero tidak menjadikan tantangan sebagai halangan. Terus melangkah
menabur benih-benih kebaikan dan menghentikan keburukan tanpa peduli penilaian
orang lain. Kata Syaikh Ali Mahfudz, orang
yang mengajak kebaikan harus punya sikap keberanian, sehingga tidak ada yang
ditakuti dalam mengungkapkan kebenaran dan tidak peduli dengan celaan orang.[5]
Sejalan dengan kata Ka’b al-Ahbar dari Taurat:
إنَّ التَّوْرَاةَ
تَقُوْلُ إنَّ الرَّجُلَ إذَا أُمِرَ بِالمَعْرُوْفِ وَنُهِى عَنِ المُنْكَرِ سَاءَتْ
مَنْزِلَتُهُ عِنْدَ قَوْمِهِ
Artinya: Sesungguhnya Taurat berkata “seseorang
yang memerintah kebaikan dan melarang kemunkaran, maka kedudukannya akan jelek
menurut pandangan kaumnya”.[6]
Tidak
menjadi pemuda penakut dan pengecut dengan selalu mengambil jalan aman
mengikuti semua arus. Kemana orang memberi kenyamanan hidup, ke sanalah dia
mengikutinya. Sungguh merupakan paradigma berpikir yang jauh dari idealisme
pemuda keren di masa kini.
3.
Jihad ta’lĨmy
Jihad ta’lĨmy adalah
perjuangan keras untuk memberikan pemahaman yang benar tentang konsep Islam
secara holestik, baik tentang alam, kehidupan dan manusia, baik dalam konteks
ilmiyah, kebudayaan maupun ideologi.
Dalam jihad ini, pemuda diharapkan berperan
aktif untuk menjadi relawan pendidikan dengan banyak melahirkan program-program
gratis demi mengentaskan kebodohan serta menumbuhkembangkan bakat dan potensi
anak. Sebagai mahasiswa harus mampu menjadi pionir kegiatan ilmiyah, seperti
kajian dan halaqah. Menjadi pemuda yang memilih bertahan di dunia pendidikan
untuk terus berbagi pengetahuan meskipun berbagai macam resiko dipikulnya.
Mendapat kecaman dari wali santri karena memberi sanksi kepada anak didiknya.
Dihasud menggelapkan dana pendidikan meski sebenarnya berkarir di dunia bisnis
disamping berprofesi sebagai guru demi bertahan hidup. Ditegur bertubi-tubi
oleh pimpinan meski upaya baik sudah dioptimalkan. Terus berkiprah dalam
pengabdian sebagai tenaga kependidikan sekalipun kadang mertua dan istri tidak
mendukung.
Kalau orang lain ketika muda berpikir bagaimana
bisa bertahan hidup di dunia, tapi pemuda smart berpikir bagaimana
menghidupkan orang lain dengan ilmu.
4.
Jihad siyâsy
Jihad siyâsy
adalah pencurahan segala usaha untuk menegakkan hukum-hukum Allah Swt di negara
Islam. Jihad yang sangat tepat diperankan oleh para pemuda dalam mengkaji
kebijakan pemerintah yang dinilai tidak pro-rakyat untuk kemudian diperjuangkan
agar sesuai dengan tuntunan agama. Satukan semua potensi untuk melakukan
mediasi kepada pihak pemerintah yang memiliki otoritas hukum. Sampaikan
aspirasi dengan baik agar hukum tidak tumpul pada teman politik tapi runcing
pada lawan politik.
Dalam
catatan sejarah, pemuda Islam banyak memetik keberhasilan gemilang dan
membanggakan. Seperti mampu menundukkan kerajaan Faris dan Rum serta membumikan
keadilan Islam di tanah Syam, Mesir, Iraq dan Afrika selatan. Terjadi dalam
kurun waktu 35 tahun di tangan para pemuda pada masa khulafa’ al-rasyidin.[7] Tentunya
pencapaian ini tidak lepas dari kiat-kiat taktis dan rahasia sukses yang mereka
bangun.
Karena
itu, untuk mengoptimalkan spirit hayya alâ al-jihâd, pemuda zaman now
harus bisa meneladani rahasia suksesnya. Setidaknya kata Abdullah Nâshih ‘Ulwân ada 2 kunci besar di balik keberhasilan jihad
mereka, yaitu:
1.
Konsisten dalam berislam, baik dalam aspek
akidah dan pemikiran, perkataan dan perbuatan serta perwujudan dan penerapan
2.
Mampu membawa risalah Islam dengan penuh
perjuangan, pengorbanan, kesabaran dan gagah berani.[8]
Menilik
kunci sukses ini, maka keseragaman perkataan dan perbuatan menjadi salah satu
tantangan berat yang harus dilalui dengan baik oleh pemuda saat ini. Tidak
hanya mampu berdiri di garda terdepan untuk berjihad, tapi kualitas diri dalam
menjaga spiritual keagamaan benar-benar perlu berjalan secara seimbang,
sehingga suara yang keluar menyimpan energi kuat dalam menciptakan perubahan. Jangan
menjadi pemuda yang hanya memiliki kemampuan public speaking, namun
tidak ada manfaat yang dapat dibawa oleh pendengar karena ucapannya tidak
sesuai dengan tindakannya. Pemuda yang demikian akan dikalahkan pemuda
sederhana tapi memiliki keikhlasan dan kejujuran yang meyakinkan.
Al-Habib
Zain bin Ibrahim bin Sumaith mengatakan:
كَلَامُ أهْلِ الإخْلاصِ وَالصِّدْقِ نُوْرٌ
وَبَرَكَةٌ وَاِنْ كَانَ غَيْرَ فَصِيْحٍ
Artinya: Perkataan orang ikhlas dan jujur
adalah cahaya dan keberkahan, walaupun dia tidak fasih.[9]
Begitu
juga perjuangan, pengorbanan dan kesabaran harus menjadi pegangan erat pemuda
pejuang dalam mengimplementasikan segala misi agungnya. Meski niat sudah tulus,
perjalanan jihad belum tentu mulus. Akan banyak rintangan yang menjadi jalan
terjal dalam melangkah dan bergerak. Karena itu, Fâlih bin Muhammad bin Fâlih
al-Shaghîr mengingatkan:
فَالْاِبْتِلَاءُ سُنَّةٌ
دَعْوِيَّةٌ سَوَاءٌ كَانَ بِالسَّبِّ وَالشَّتْمِ وَالضَّرْبِ وَالْاِفْتِرَاءِ وَاللُّمَزِ
وَالْهُمَزِ مِنَ الآخَرِيْنَ أوْ غَيْرِهَا
Artinya: Rintangan
itu merupakan tradisi mengajak kebenaran, baik dengan dicemooh, disakitin dengan kata-kata
kotor, dipukul, difitnah, dihina dan diumpat.[10]
Rintangan ada juga berupa perekonomian rendah,
dijangkit penyakit, dihasud teman-teman, banyak kritikan dan dihalangi.[11]
Oleh
karena itu, mari gunakan masa mudamu sebelum masa
tuamu (شبابك قبل هرمك) untuk berjihad
di jalan Allah Swt, jihad yang benar menurut konstitusional negara dan agama. Kerahkan
segala energi dan potensi untuk berjihad, jihad untuk menghilangkan kemiskinan,
memerangi kebodohan dan membasmi kedzaliman. Berjuang dengan tujuan mendamaikan
negara bukan memecah bela bangsa.
[1] Muhammad al-Syaukani, Nail
al-Authar, 121.
[2] Farh al-Anshari al-Qurthubi, Mukhtashar Tafsῑr al-Qurthuby, Juz 4,
3129.
[3] Abdullah Nâshih ‘Ulwân, Hattâ
Ya’lama al-Syabâb, hlm. 42-44.
[4] Ibnu Hajar al-Asqalani, Fathu
al-Bảri bisyarhi Shahih al-Bukhari, Juz 7. (Lebanon: Dar
al-Ma’rifah, t.t.), hlm. 49.
[5] Syaikh Ali Mahfudz, Hidâyah al-Mursyidin Ilâ
Thuruq al-Wa’dhi wa al-Khithâbah, (t.tp., Dar al-I’tisham, 1979), hlm. 95.
[6] Muhammad al-Ghazaly. Ihya’
Ulum al-Din, Juz 2 (Lebanon: Dar
al-Kutub al-Ilmiyah, 1971), hlm. 382.
[7] Abdullah Nâshih ‘Ulwân, Daur al-Syabâb Fi
Hamli Risâlah al-Islâm, (t.t.: Dar al-Salam, t.t.), hlm. 6.
[8] Abdullah Nâshih ‘Ulwân, Tarbiyah al-Aulâd fi
al-Islâm, Juz 2, (Kairo: Dâr al-Salâm, 1992), hlm. 991.
[9] Al-Habib Zain bin Ibrahim bin Sumaith, al-Manhaj
al-Shawi, hlm. 308.
[10] Fâlih bin Muhammad bin Fâlih al-Shaghîr, Mitslu Ma Ba’atsani Allahu Min al-Huda wa
al-Ilmi, hlm. 135.
[11] Ibid., hlm. 144-145.