Pondok Pesantren Gedangan

MENGEJUTKAN !! PONDOK PESANTREN GEDANGAN MENGUNGKAP PENYIMPANGAN MATERI BUKU AJAR AGAMA TERBITAN NASIONAL


Gedangan- Pondok Pesantren Gedangan melalui beberapa guru yang tergabung dalam tim Bahtsul Masail Gedangan, menemukan banyaknya penyimpangan materi agama dalam buku ajar fikih dan akidah akhlak yang diterbitkan secara nasional. (06/08/2023)

Setidaknya ada 69 permasalahan yang dapat diungkap oleh tim Bahtsul Masail Gedangan dari 8 buku terbitan Kemendikbudristek, Kemenag RI, Erlangga, dan Tiga Serangkai ini. Ketua tim mengaku puluhan materi ini memang menyimpang dan tidak sesuai tuntunan agama sebagaimana yang diajarkan di pondok pesantren.
"Kami mengkaji betul buku ini secara hati-hati disesuaikan dengan dalil-dalil dari kitab salaf yang representatif dan dapat dipertanggungjawabkan" tutur Muqoffi, ketua tim yang juga guru Pon-pes Gedangan itu.

Ia juga menuturkan bahwa permasalahan ini sudah pernah disampaikan ke pihak kantor Departemen Agama Kabupaten Sampang. Namun, tidak kunjung ada tindak lanjut hingga sekarang.

"Hasil kajian bersama lembaga ahli yang didatangkan Depag waktu itu membenarkan adanya kesalahan. Namun, sampai saat ini belum ada tindak lanjut perbaikan maupun penarikan terhadap materi itu. Buktinya buku ini masih tetap ada" imbuhnya. 

Diketahui saat ini, tim sedang bergerak bersama NU Sampang agar dapat menyelesaikan permasalahan ini hingga ada langkah-langkah yang konkret dari pihak terkait. (Vin/TMG)
Selengkapnya...

GELAR PELANTIKAN DAN SEMINAR NASIONAL, IKATAN MAHASISWA GEDANGAN HADIRKAN KH. D ZAWAWI IMRON




Gedangan - Ikatan Mahasiswa Gedangan adakan pelantikan pengurus masa bakti 2023-2025 sekaligus seminar nasional dengan mengusung tema "Rawe-rawe Rantas Menuju IMG Generasi Emas" yang bertempat di halaman Pondok Pesantren Gedangan, Sabtu (22/07/2023).

Acara ini dimulai pukul 13:00 WIB yang dihadiri oleh Majelis Keluarga Pondok Pesantren Gedangan, Senior Ikatan Mahasiswa Gedangan, Sejumlah Tokoh, Dewan Guru, Ikatan Santri Gedangan dan Ormek di antaranya GMNI, HMI, PMII dan FORMASA. 

Pengurus Ikatan Mahasiswa Gedangan dilantik langsung oleh Ketua Umum Pondok Pesantren Gedangan, KH. Maali Zain yang ditandai dengan pembacaan sumpah jabatan yang diikuti oleh semua pengurus sebagai kesiapan menjalankan roda organisasi.




Setelah pelantikan, dilanjutkan dengan kegiatan seminar dengan mengahdirkan Tokoh Nasional dari Sumenep, KH. D Zawawi Imron. Sebelumnya, keynote speaker disampaikan oleh Senior Ikatan Mahasiswa Gedangan, H. Ahmad Nawardi S.Ag yang saat ini masih menjabat sebagai DPD-RI dan anggota MPR-RI.

Ahmad Nawardi menyampaikan bahwa saat ini santri telah menjadi salah satu aktor dalam kemajuan peradaban negara Indonesia, tapi masih banyak tantangan kedepan.

"Tantangan santri hari ini yang harus diperangi bersama adalah kebodohan, kemiskinan dan amoral" tuturnya. 

KH. D Zawawi Imron memberikan materi dalam seminar dengan sangat lugas dan lengkap yang dibumbui dengan lantunan syair-syairnya. Sehingga audien sangat antusias sekali mengikuti sekitar dua jam pemaparannya.





"Filosofi santri yang paling pokok, adalah bersihnya hati. Karena orang yang hatinya bersih dan jernih tidak akan menyakiti orang lain dengan lisannya", tutur kiai berjuluk Celurit Emas itu.

Selain itu beliau juga berpesan agar para santri dan mahasiswa untuk terus membakar semangat dalam belajar sekaligus tetap rendah hati dan hormat terhadap guru dan orang tua.

Acara tersebut diakhiri dengan pemberian cinderamata oleh Ketua Umum Pondok Pesantren Gedangan sekaligus foto bersama dengan majelis keluarga dan seluruh pengurus Ikatan Mahasiswa Gedangan.
Selengkapnya...

Tata Tertib GT

Tata Tertib GT

TATA TERTIB GURU TUGAS

Pondok Pesantren Gedangan


A. Kewajiban-kewajiban

 

1. Menjaga nama baik Podok Pesantren Gedangan.


2. Menjaga nama baik dirinya sendiri sebagai GT PPG.


3. Menjaga nama baik Madrasah setempat.

Disipilin pada tugas-tugasnya.


4. Bergaul dengan masyarakat setempat dengan baik.


5. Meminta Idzin Kepada PJGT-nya bila mau bepergian jauh atau pulang.


6. Memberikan laporan tentang tugas-tugasnya kepda Pengurus PPG 3 X dalam satu tahun, sesuai formulir yang telah dibuat oleh Pengurus PPG.

 

B. Larangan-larangan

 

1. Tidak boleh meremehkan pada tugas-tugasnya.


2. Tidah boleh merubah sistem pendidikan yang sudah berjalan di Madrasah setempat.


3. Tidak boleh membicarakan hal-hal yang kurang pantas dibicarakan tentang keberadaan Madrasah setempat kepada masyarakat sekitar.


4. Tidak boleh berhubungan dengan perempuan, kecuali ada kepentingan yang mendesak.


5. Tidak boleh sering bermain kerumah tetangga, baik yang jauh maupun yang dekat di sekitar madrasah setemp 




B. Sanksi-sanksi

 

1. Tidak boleh meremehkan pada tugas-tugasnya.


2. Dikeluarkan dari tempat tugasnya apabila punya masalah besar dengan PJGT atau dengna masyarakat setempat.

Diberhentikan sebagai guru tugas PPG apabila berbuat hala-hal yang dapat mencemarkan nama baik PPG dan Madrasah setempat.   


Pengurus

PONDOK PESANTREN GEDANGAN

Ketua Umum                              Kabag Madrasiyah

 

( KH. Ma’ali, Zain )                        ( HM. Ma’shum, Zain)

 

 

                      JADWAL LAPORAN GT & PJGT                                                        

NO

  TAHAP

TAGGAL DAN BULAN

1

KE - I

08 - DZ. HIJJAH

2

KE - II

09 - R.AWAL

3

KE - III

15-SYA'BAN







Untu informasi lebih lanjut bisa dilakukan lewat menu komunikasi

Selengkapnya...

Tata Tertib PJGT

Tata Tertib PJGT

TATA TERTIB PJGT

Pondok Pesantren Gedangan


A. Kewajiban-kewajiban

 

1. Membayar uang administrasi pada waktu penjemputan GT


2. Memberikan laporan  keberadaan, kegiatan dan keaktifan GT kepda Pengurus PPG 3 X dalam 1 tahun, sesuai formulir yang telah dibuat oleh Pengurus PPG.


3. Memberi honor setiap bulan kepada GT minimal Rp. 250.000,- bagi yang bertugas di pulau madura dan Rp. 300.000untuk yang diluar pulau madura (tidak boleh diropel pada akhir tahun).


4. PJGT berhak memberikan tugas-tugas kegiatan pendidikan kepda GT sesuai kemampuan yang dimilikinya.


5. PJGT wajib memperhatikan kebutuhan sehari-harinya GT, diantaranya :


-Makan.

-Kamar Penginapan.

-Kamar Mandi+WC (Air mandi/wudu’).


6. PJGT wajib menegur GT apabila lalai pada kewajiban Sholat 5 waktu .


7. PJGT wajib menegur GT apabila tidak disiplin pada tugas-tugasnya.


8. PJGT berhak menjaga haliyah GT yang sekiranya tidak berbuat hal-hal yang negatif.


9. PJGT wajib melapor keberadaan GT secara lisan kepada Pengurus PPG, apabila berbuat hal-hal yang dapat mencemarkan nama baik PPG dan madarasah setempat.


10. Menyerahkan kembali GT kepada Pengurus PPG pada akhir tahun pendidikan.

 

B. Larangan-larangan

 

 1. GT tidak boleh diberi tugas mengajar kepada murid balighoh yang sekiranya dapat  menimbulkan fitnah/dampak negatif.


2. GT tidak boleh diberi tugas kemasyarakatan, selagi masih ada yang lebih layak (Memimpin Tahlil, Menjadi Khotib Jum’at, Manjadi Imam sholat Mayyit dll).


3. GT tidak boleh diberi  tugas kegiatan yang dianggap tidak sejalan dengan maksud dan tujuan dalam penugasan GT PPG yaitu :


-Melaksanakan tugas pengabdian kepada PPG.


-Mengembangkan Ilmu Pendidikan Agama Islam.


-Menjadi contoh yang baik kepada masyarakat luas.



B. Sanksi-sanksi

 

 1. Apabila GT dan PJGT atau GT dengan Masyarakat setempat terjadi permasalahan yang serius, maka GT tersebut dikeluarkan dari Madrasah setempat dan Madrasah tersbut untuk sementara waktu tidak diberi GT lagi


2. PJGT yang kurang memperhatikan pada ketentuan-ketentuan diatas, maka untuk tahun berikutnya masih dipertimbangkan oleh pihak Pengurus PPG untuk mendapat  GT dari PPG lagi.         


Pengurus

PONDOK PESANTREN GEDANGAN

Ketua Umum                              Kabag Madrasiyah

 

( KH. Ma’ali, Zain )                        ( HM. Ma’shum, Zain)

 

 

                      JADWAL LAPORAN GT & PJGT                                                        

NO

  TAHAP

TAGGAL DAN BULAN

1

KE - I

08 - DZ. HIJJAH

2

KE - II

09 - R.AWAL

3

KE - III

15-SYA'BAN

Untu informasi lebih lanjut bisa dilakukan lewat menu komunikasi

Selengkapnya...

Laporan GT

Laporan GT

Untu informasi lebih lanjut bisa dilakukan lewat menu komunikasi

Selengkapnya...

Laporan PJGT

Laporan PJGT

Untu informasi lebih lanjut bisa dilakukan lewat menu komunikasi

Selengkapnya...

MENGHADIRKAN ALUMNI MAHASISWA GEDANGAN, ACARA KONGKOW SUKSES DIGELAR IKATAN MAHASISWA GEDANGAN


Sampang- Ikatan Mahasiswa Gedangan (IMG) yang yang kepengurusannya baru saja terpilih berhasil menggelar acara Kongkow yang mengusung tema "Cita Citra Ikatan Mahasiswa Gedangan Jaya", bertempat di Aula Menara Fried Chicken (MFC) Sampang pada 15 April 2023.


Acara ini di kemas dengan buka bersama dan dihadiri oleh semua anggota IMG yang tersebar di beberapa kampus di Indonesia seperti di Malang, Yogyakarta, Sidoarjo, Surabaya, Bangkalan, Pamekasan dan Sampang.


Dalam kegiatan ini juga, pengurus IMG secara khusus mengundang Alumni Gedangan yang pernah menjadi Mahasiswa dari lintas angkatan, sebagai ajang silaturahmi juga momentum untuk bertukar pikiran dan pendapat demi kemajuan Ikatan Mahasiswa Gedangan dan kejayaan Pondok Pesantren Gedangan. Hal ini sebagaimana yang disampaikan oleh Ketua IMG yang baru saja terpilih, Ach Syarifuddin. 



"Kami sengaja mengundang semua alumni Gedangan yang pernah menjadi mahasiswa dari berbagai angkatan bahkan dari angkatan yang pertama dengan harapan bisa bersama-sama ikut memberi sumbangsih ide dan dorongan demi kemajuan IMG secara khusus dan pondok kita tercinta secara umumnya", tutur pemuda yang biasa disapa dengan Joko tersebut. 


Program yang pertama kali diadakan ini menghasilkan beberapa rencana kerja strategis yang akan dijalankan dengan baik demi kejayaan IMG dan Pon-Pes Gedangan Daleman Kedungdung Sampang. 


Alumni Mahasiswa Gedangan pun juga mengaku ikut bangga dengan progres santri Gedangan yang menempuh studi di perguruan tinggi. 


"Kami dari lubuk hati yang paling dalam merasa sangat bangga sekali melihat teman-teman santri Gedangan yang kuliah sangat progres sekali beda jauh dengan kami dulu yang bisa kuliah saja itu sudah Alhamdulillah, semoga pertemuan kita tidak berhenti sampai dengan kegiatan ini saja", tutur Bpk. Muaffan S.Pd., salah satu alumni mahasiswa Gedangan yang pernah menjabat sebagai anggota DPRD Sampang itu.


Acara itu kemudian diakhiri dengan berbuka puasa bersama dan foto bareng semua anggota IMG dan alumni mahasiswa Gedangan.

Selengkapnya...

Pemuda, Hayya Alâ al-Jihâd

 

Pemuda, Hayya Alâ al-Jihâd

Oleh:

Muqoffi M.Pd

Siapakah pemuda itu? Menurut RUU Kepemudaan, pemuda adalah mereka yang berusia 16 hingga 30 tahun. Sedangkan menurut bin Syasy al-Maliky dalam al-Jawahirnya, pemuda adalah mereka yang sudah baligh sampai berusia 40 tahun.[1]

Usia muda adalah usia paling segar dan energik untuk melakukan inovasi dan revolusi dalam tatanan kehidupan di dunia. Al-Jihâdu sabĨlunâ: Jihad adalah jalan kita, merupakan penggalan syair klasik yang patut digaungkan kembali untuk memacu spirit para pemuda dalam bertindak dan beramal nyata. Hayya alâ al-jihâd: mari berjihad, merupakan slogan milenial yang perlu tetap dikibarkan dengan tinggi dan tegak untuk membangunkan jiwa-jiwa mujahid dan militansi pemuda.

Namun sebagai pemuda cerdas di era milenial, mestinya paham bahwa jihad tidak hanya terbatas pada aktivitas peperangan dengan kekuatan pedang, senjata api dan bom di medan pertempuran. Apalagi jihad dalam kontek perang hanya bisa dilakukan orang Islam kepada orang kafir yang sudah memenuhi kriteria diperangi. Mengangkat senjata perang dan sajam permusuhan tidak boleh diarahkan kepada sesama muslim, bahkan kepada mereka yang munafik.

أُمِرَ بِالجِهَادِ مَعَ الكُفَّارِ بِالسَّيْفِ وَمَعَ المُنَافِقِيْنَ بِاللِّسَانِ وَشِدَّةِ الزَّجْرِ وَالتَّغْلِيْظِ

Artinya: Diperintah memerangi orang-orang kafir dengan pedang dan memerangi orang-orang munafik dengan lisan, teguran tegas dan keras.[2]

Jihad tidak pula hanya merupakan aksi pertumpahan darah melawan musuh agama. Melainkan mencakup berbagai macam perjuangan dan pengorbanan yang diorientasikan untuk mencapai misi-misi agung dan mulia di jalan Allah Swt. Dalam kitab kepemudaan dijelaskan bahwa selain jihad qitâly ada 4 jihad yang relevan menjadi titik perjuangan pemuda, yaitu:[3]

1.     Jihad mâly

Jihad mâly adalah bentuk perjuangan dengan menggunakan harta kekayaan di jalan Allah Swt, baik dalam kegiatan dakwah, pendidikan, politik maupun peperangan. Bagi pemuda yang memiliki harta benda, maka jihad melalui cara ini sangat tepat. Seperti menjadi donatur pendidikan dalam rangka mengorbitkan kederisasi berkualitas dan bertakwa kepada sang pencipta. Sebuah usaha yang tidak dibutuhkan teriakan keras di jalan raya. Tapi perlu pengorbanan yang tinggi untuk hidup sederhana demi menyisakan rizkinya di jalan kebenaran. Perjuangan untuk tidak berfoya-foya di tengah gelimang harta demi didonasikan untuk kegiatan dakwah.

Jihad mâly sayogyanya juga memberi stimulansi kepada para pemuda untuk terus berada dalam barisan perjuangan tanpa memikirkan keuntungan yang bersifat materi, bahkan rugi-pun itu bagian manifestasi nyata dari jihad mâly yang sejatinya harus menjadi prinsip dalam menjalankan pergerakan. Kalau orang lain bekerja demi mendapat pundi-pundi uang. Pemuda bekerja dengan menghabiskan uang.

Sabda Nabi Muhammad Saw.:

مَنْ اَنْفَقَ نَفَقَةً فِيْ سَبِيْلِ اللهِ كُتِبَ لَهُ سَبْعُمِائَةِ ضِعْفٍ

Artinya: Barangsiapa yang membelanjakan (hartanya) di jalan Allah Swt, maka dicatat 700 lipat [4]

2.     Jihad tablĨghy

Jihad tablĨghy adalah upaya maksimal untuk menyampaikan dakwah Islam melalui lisan kepada orang kafir, orang munafik dan mereka yang melakukan penyimpangan. Dalam jihad ini, pemuda harus gagah berani menghadapi tantangan dan rintangan. Ketika pengedar narkoba yang asyik dengan dunianya bahkan menjadi sumber penghidupan, maka pemuda harus hadir untuk mencari jalan keluar untuk menghentikannya. Ketika kandidat pemimpin yang jelas-jelas tidak jujur didukung oleh banyak orang, maka pemuda tampil dengan berani menyuarakan calon yang lebih akuntabel dan menjanjikan. Ketika seorang tokoh terjerumus dalam ideologi dan gerakan yang salah, maka pemuda hadir untuk mencerahkannya.

 Jihad tablĨghy yang dijalankan dengan sebenar-benarnya akan banyak menemukan problematika, tapi bagi pemuda hero tidak menjadikan tantangan sebagai halangan. Terus melangkah menabur benih-benih kebaikan dan menghentikan keburukan tanpa peduli penilaian orang lain. Kata Syaikh Ali Mahfudz, orang yang mengajak kebaikan harus punya sikap keberanian, sehingga tidak ada yang ditakuti dalam mengungkapkan kebenaran dan tidak peduli dengan celaan orang.[5]

Sejalan dengan kata Ka’b al-Ahbar dari Taurat:

إنَّ التَّوْرَاةَ تَقُوْلُ إنَّ الرَّجُلَ إذَا أُمِرَ بِالمَعْرُوْفِ وَنُهِى عَنِ المُنْكَرِ سَاءَتْ مَنْزِلَتُهُ عِنْدَ قَوْمِهِ

Artinya: Sesungguhnya Taurat berkata “seseorang yang memerintah kebaikan dan melarang kemunkaran, maka kedudukannya akan jelek menurut pandangan kaumnya”.[6]

Tidak menjadi pemuda penakut dan pengecut dengan selalu mengambil jalan aman mengikuti semua arus. Kemana orang memberi kenyamanan hidup, ke sanalah dia mengikutinya. Sungguh merupakan paradigma berpikir yang jauh dari idealisme pemuda keren di masa kini.

3.     Jihad ta’lĨmy

Jihad ta’lĨmy adalah perjuangan keras untuk memberikan pemahaman yang benar tentang konsep Islam secara holestik, baik tentang alam, kehidupan dan manusia, baik dalam konteks ilmiyah, kebudayaan maupun ideologi.

Dalam jihad ini, pemuda diharapkan berperan aktif untuk menjadi relawan pendidikan dengan banyak melahirkan program-program gratis demi mengentaskan kebodohan serta menumbuhkembangkan bakat dan potensi anak. Sebagai mahasiswa harus mampu menjadi pionir kegiatan ilmiyah, seperti kajian dan halaqah. Menjadi pemuda yang memilih bertahan di dunia pendidikan untuk terus berbagi pengetahuan meskipun berbagai macam resiko dipikulnya. Mendapat kecaman dari wali santri karena memberi sanksi kepada anak didiknya. Dihasud menggelapkan dana pendidikan meski sebenarnya berkarir di dunia bisnis disamping berprofesi sebagai guru demi bertahan hidup. Ditegur bertubi-tubi oleh pimpinan meski upaya baik sudah dioptimalkan. Terus berkiprah dalam pengabdian sebagai tenaga kependidikan sekalipun kadang mertua dan istri tidak mendukung.

Kalau orang lain ketika muda berpikir bagaimana bisa bertahan hidup di dunia, tapi pemuda smart berpikir bagaimana menghidupkan orang lain dengan ilmu.

4.     Jihad siyâsy

Jihad siyâsy adalah pencurahan segala usaha untuk menegakkan hukum-hukum Allah Swt di negara Islam. Jihad yang sangat tepat diperankan oleh para pemuda dalam mengkaji kebijakan pemerintah yang dinilai tidak pro-rakyat untuk kemudian diperjuangkan agar sesuai dengan tuntunan agama. Satukan semua potensi untuk melakukan mediasi kepada pihak pemerintah yang memiliki otoritas hukum. Sampaikan aspirasi dengan baik agar hukum tidak tumpul pada teman politik tapi runcing pada lawan politik.

Dalam catatan sejarah, pemuda Islam banyak memetik keberhasilan gemilang dan membanggakan. Seperti mampu menundukkan kerajaan Faris dan Rum serta membumikan keadilan Islam di tanah Syam, Mesir, Iraq dan Afrika selatan. Terjadi dalam kurun waktu 35 tahun di tangan para pemuda pada masa khulafa’ al-rasyidin.[7] Tentunya pencapaian ini tidak lepas dari kiat-kiat taktis dan rahasia sukses yang mereka bangun.

Karena itu, untuk mengoptimalkan spirit hayya alâ al-jihâd, pemuda zaman now harus bisa meneladani rahasia suksesnya. Setidaknya kata Abdullah Nâshih ‘Ulwân ada 2 kunci besar di balik keberhasilan jihad mereka, yaitu:

1.     Konsisten dalam berislam, baik dalam aspek akidah dan pemikiran, perkataan dan perbuatan serta perwujudan dan penerapan

2.     Mampu membawa risalah Islam dengan penuh perjuangan, pengorbanan, kesabaran dan gagah berani.[8]

Menilik kunci sukses ini, maka keseragaman perkataan dan perbuatan menjadi salah satu tantangan berat yang harus dilalui dengan baik oleh pemuda saat ini. Tidak hanya mampu berdiri di garda terdepan untuk berjihad, tapi kualitas diri dalam menjaga spiritual keagamaan benar-benar perlu berjalan secara seimbang, sehingga suara yang keluar menyimpan energi kuat dalam menciptakan perubahan. Jangan menjadi pemuda yang hanya memiliki kemampuan public speaking, namun tidak ada manfaat yang dapat dibawa oleh pendengar karena ucapannya tidak sesuai dengan tindakannya. Pemuda yang demikian akan dikalahkan pemuda sederhana tapi memiliki keikhlasan dan kejujuran yang meyakinkan.

Al-Habib Zain bin Ibrahim bin Sumaith mengatakan:

كَلَامُ أهْلِ الإخْلاصِ وَالصِّدْقِ نُوْرٌ وَبَرَكَةٌ وَاِنْ كَانَ غَيْرَ فَصِيْحٍ

Artinya: Perkataan orang ikhlas dan jujur adalah cahaya dan keberkahan, walaupun dia tidak fasih.[9]

Begitu juga perjuangan, pengorbanan dan kesabaran harus menjadi pegangan erat pemuda pejuang dalam mengimplementasikan segala misi agungnya. Meski niat sudah tulus, perjalanan jihad belum tentu mulus. Akan banyak rintangan yang menjadi jalan terjal dalam melangkah dan bergerak. Karena itu, Fâlih bin Muhammad bin Fâlih al-Shaghîr mengingatkan:

فَالْاِبْتِلَاءُ سُنَّةٌ دَعْوِيَّةٌ سَوَاءٌ كَانَ بِالسَّبِّ وَالشَّتْمِ وَالضَّرْبِ وَالْاِفْتِرَاءِ وَاللُّمَزِ وَالْهُمَزِ مِنَ الآخَرِيْنَ أوْ غَيْرِهَا

Artinya: Rintangan itu merupakan tradisi mengajak kebenaran, baik dengan dicemooh, disakitin dengan kata-kata kotor, dipukul, difitnah, dihina dan diumpat.[10]

Rintangan ada juga berupa perekonomian rendah, dijangkit penyakit, dihasud teman-teman, banyak kritikan dan dihalangi.[11]

Oleh karena itu, mari gunakan masa mudamu sebelum masa tuamu (شبابك قبل هرمك) untuk berjihad di jalan Allah Swt, jihad yang benar menurut konstitusional negara dan agama. Kerahkan segala energi dan potensi untuk berjihad, jihad untuk menghilangkan kemiskinan, memerangi kebodohan dan membasmi kedzaliman. Berjuang dengan tujuan mendamaikan negara bukan memecah bela bangsa.

 

 



[1] Muhammad al-Syaukani, Nail al-Authar, 121.

[2] Farh al-Anshari al-Qurthubi, Mukhtashar Tafsr al-Qurthuby, Juz 4, 3129.

[3] Abdullah Nâshih ‘Ulwân, Hattâ Ya’lama al-Syabâb, hlm. 42-44.

[4] Ibnu Hajar al-Asqalani, Fathu al-Bảri bisyarhi Shahih al-Bukhari, Juz 7. (Lebanon: Dar al-Ma’rifah, t.t.), hlm. 49.

[5] Syaikh Ali Mahfudz, Hidâyah al-Mursyidin Ilâ Thuruq al-Wa’dhi wa al-Khithâbah, (t.tp., Dar al-I’tisham, 1979), hlm. 95.

[6] Muhammad al-Ghazaly. Ihya’ Ulum al-Din, Juz 2 (Lebanon: Dar al-Kutub al-Ilmiyah, 1971), hlm. 382.

[7] Abdullah Nâshih ‘Ulwân, Daur al-Syabâb Fi Hamli Risâlah al-Islâm, (t.t.: Dar al-Salam, t.t.), hlm. 6.

[8] Abdullah Nâshih ‘Ulwân, Tarbiyah al-Aulâd fi al-Islâm, Juz 2, (Kairo: Dâr al-Salâm, 1992), hlm. 991.

[9] Al-Habib Zain bin Ibrahim bin Sumaith, al-Manhaj al-Shawi, hlm. 308.

[10] Fâlih bin Muhammad bin Fâlih al-Shaghîr, Mitslu Ma Ba’atsani Allahu Min al-Huda wa al-Ilmi, hlm. 135.

[11] Ibid., hlm. 144-145.

Selengkapnya...

Terima Kasih atas kunjungan Anda di Gedangan Online